Ilmu pengetahuan yang semakin menuntut perkembangan inovasi dari masing masing para pembimbing pejaran membuat metode pembelajaran semakin menarik dan memanjakan para learners. Pengetahuan di abad millennium ini sangat lah mudah di dapatkan dari berbagai sumber. Kemajuan IPTEK sangatlah mendorong kemajuan dari sumber belajar yang beredar luas saat ini. Berbagai sarana pembelajaran melalui blended learning, web based, maupun online learning sudah sangat mendukung untuk dilaksanaan. Media social contohnya, sangatlah berpengaruh bagi kehidupan anak muda sekarang. Salah satu diantaranya adalah Facebook. Pengguna facebook yang tersebar di seluruh dunia menyebabkan cukup mudahnya proses pembelajaran ini untuk dilakukan. Penggunaan facebook ini sebagai sebuah media pembelajaran sudah mulai banyak digunakan oleh para guru yang melek media atau mempunyai literasi media yang cukup tinggi. Lalu, apakah Facebook merupakan sebuah inovasi? Mari mensurvey!
Pertanyaan yang diberikan terhadap siswa adalah Apakah Forum
Group Discussion IDP ini termasuk inovasi dalam mata kuliah ini? jawab
"YES", atau "NO" atau "YES & NO". Tujuan dan manfaat dari survey ini adalah
mengetahui seberapa tingkat keinovativan siswa menggunakan facebook sebagai
sebuah inovasi, dan juga sebagai apakah sesuai dengan teori Reigeluth &
Rogers. Dalam pembelajaran kelas banyak siswa yang tidak aktif memberikan respond
dan pada forum diskusi ini diberikan kesempatan untuk mereka lebih
mengekspresikan diri. Manfaat dari survey ini adalah sebagai acuan bagi para
pembimbing pembelajaran agar lebih inovatif dalam sebuah pembelajaran dan juga
membawa semua element pembelajaran ke dalam era Teknologi. Responden yang
diambil adalah para peserta pendidikan yang tergolong literasi medianya cukup
lumayan yaitu Mahasiswa Teknologi Pendidikan Reguler 2012 pada semester 100. Teknik
survey yang saya ambil adalah dengan mendata jumlah keikutsertaan siswa dengan
menggunakan table serta analisis kesimpulan dari data Forum Diskusi Facebok
ini.
B. Hasil Survei
Dari
hasil pengamatan terdapat 41 Mahasiswa yang mengikuti Facebook Group
discussion. Tetapi hanya 32 koresponden yang menjawab atau memberikan komentar.
Dari
41 orang terdapat 32 koresponden menjawab “No” sebanyak 8 orang, “Yes” sebanyak
4 orang, dan “Yes&No” sebanyak 20 orang.
JAWABAN
|
NAMA KORESPONDEN
|
“Yes&No”
|
Priyo, Fitri,
Indira, Harum, Pohan, Dinda, Saipul, Ida, Zaki, Tyara, Nunu, Putri Bintari,
Eka, Eko, Adi, Akram, Denny, Reno, Arief, dan Fenny. (20 Orang)
|
“No”
|
Wisnu, Kamel,
Annisa, Ridho, Nana, Teguh, Thalha dan Sharah (8 Orang)
|
“Yes”
|
Irvan, Amel,
Samuel, dan Asti (4 Orang)
|
Dari
Ketiga jenis jawaban diatas saya mendapatkan beberapa komentar yang bernada
sama
Jumlah yang tertera pada table
diatas cukup membuat sedikit kaget, pengguanaan media pemebelajaran yang
kreatif ternyata belum begitu menarik minat siswa, terbukti dari 41 peserta ada
9 orang siswa yang “mangkir” dari tugasnya melakukan diskusi dalam
pembelajaran. Pada dasarnya penggunaan media yang menarik minat siswa harus
melalui assessment need. Inovasi yang seharusnya memberikan angin segar
terhadap masalah minat belajar siswa ternyata tidak begitu berdampak. Misalnya saja
dalam pemberian komentar, banyak siswa yang mencontek atau mengintip komentar
teman nya. Berdasarkan hasil dia atas terdapat 3 tipe komentar yang sama dari “ye&no”
dan “no”, 2 komentar dari yes. Ini membuktikan
minat ataupun pengalaman siswa menggunakan facebook sama. Dilihat dari sisi
inovasi, penggunaan facebook ini sudah banyak digunakan mulai dari semasa
Sekolah menengah ataupun melihat dari penggunaan facebook ini yang hanya “mengulang”
di tiap semesternya.
Lalu?! tergolong
inovasi kah?
Pada awalnya
menurut saya ini merupakan sebuah inovasi dikarena kan saya mengikuti group discussion
ini untuk memecahkan masalah belajar seperti jarak dan waktu. Namun jika
dilihat dari sisi tersebut, media ini seperti membenarkan pepatah bahwa “mendekatkan
yang jauh dan menjauhkan yang dekat”. Penggunaan facebook ini digunakan sebagai
penilaian dosen pengampu Difusi Inovasi Pendidikan ini membuat semakin “memaksa”
siswa untuk mensynchoronous kan pembelajaran ini. Minat siswa yang
menurundikarenakan kadang waktu yang diberikan tidak memungkinkan siswa untuk
memberikan jawaban secara maksimal. Apalagi Group ini yang dip alt sebagai
inovasi malah membuat siswa berpikir bahwa jawaban yang pertama dan paling
lengkap akan mendapat nilai bagus. Sehingga dengan begitu pemikiran siswa TIDAK
MENGADOPSI FACEBOOK SEBAGAI SEBUAH INOVASI MELAINKAN HANYA SARANA UNTUK MENCARI
NILAI.
Pada
dasarnya pengguanaan facebook sebagai media inovasi yang cukup kreatif harus
dipahami oleh siswa sebagai sebuah inovasi yang harus diterapkan dalam
kehidupan sehari hari dan dapat bermanfaat bagi kita dalam mencari alternative media
pemebelajaran yang dapat memecahkan masalah belajar. Para pembimbing pembelajaran
juga seharusnya dapat mentransfer pemahaman bahwa penggunaan facebook ini dapat
digunakan sebagai alternative bukan hanya mengukur kecepatan maupun ketepatan
dari tugas tetapi yang lebih ditekankan pada ke aslian pemikiran dan pemahaman bahwa
facebook itu adalah sebuah inovasi pembelajaran
.
.
D.
Kesimpulan
Dalam proses
pembelajaran dibutuhkan sebuah pemikiran kreatif didalamnya. Masalah pembelajaran
yang akan selalu muncul akan mendatangkan inovasi inovasi baru setiap saatnya. Perkembangan
ini menuntut kita sebagai pengembang pemebelajaran untuk dapat meningkatkan
hasil belajar dengan meningkatkan pengetahuan peserta didik. Pada dasarnya
pendidikan itu menciptakan sebuah pola pikir yang sistematis, konstruktif, dan
sistemik. Seharusnya pendidikan bukan hanya melahirkan pemikiran yang
plagiatis, instan, dan acuh karena desakan tugas atau hanya perintah dari sang
pembimbing tetapi perkembangan kognitif dan afektif masing masing siswa juga
harus ditanamkan dalam dalam.
Daftar Pustaka
https://www.facebook.com/groups/609115625823877/