KAPITA SELEKTA HASIL PENELITIAN
Penelitian
Meta Analisis
a. Pengertian Meta Analisis
Meta analisis sebagai
metode penelitian pertama kali diperkenalkan oleh Karl Pearson pada tahun 1904
untuk kajian di bidang kesehatan/pengobatan. Meta-analisis merupakan suatu
teknik statistika untuk menggabungkan hasil 2 atau lebih penelitian sejenis sehingga
diperoleh paduan data secara kuantitatif. Meta analisis pada hakekatnya
merupakan sintesis sebuah topik yang diambil dari beberapa laporan penelitian.
Leviton mendefinisikan meta analisis
sebagai suatu metode sistematis yang menggunakan analisis statistik dengan
menggabungkan data dari penelitian independen untuk mendapatkan estimasi numerik
dari efek keseluruhan suatu prosedur tertentu atau variabel pada hasil yang
ditetapkan. Perlu dicatat bahwa meta analisis bukanlah metode tunggal, tetapi
sebuah pendekatan untuk merangkum temuan.
Menurut Merriyana (2006: 104) secara sederhana meta-analisis dapat
diartikan sebagai analisis atas analisis. Sebagai penelitian, meta-analisis
merupakan kajian atas sejumlah hasil penelitian dalam masalah yang sejenis.
Meta-analisis merupakan salah satu cara membuat rangkuman hasil penelitian
secara kuantitatif. Gagasan meta-analisis muncul dari Glass (1976) disajikan
pada penemuan psikolog Amerika. Meta-analisis ingin menjawab pertanyaan: apakah
ada perbedaan antara kelompok percobaan dan kelompok pembanding, jika didasarkan
dari hasil-hasil penelitian yang terus bertambah dari tahun ke tahun” (Sutrisno, 2007: 4-9).
Meta analisis merupakan analisis
kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup banyak serta menerapkan
metode statistik dengan mempraktekkannya dalam mengorganisasikan sejumlah
informasi yang berasal dari sampel besar yang fungsinya untuk melengkapi
maksud-maksud lainnya (Glass, 1981). Dengan kata lain, meta analisis adalah
suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan angka-angka dan metode statistik dari beberapa hasil penelitian untuk
mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang
diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud lainnya. Salah
satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian
terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.
Menurut Glass
(1981), analisis sekunder itu merupakan analisis ulang (reanalysis) terhadap
data untuk tujuan menjawab pertanyaan penelitian dengan teknik-teknik statistik
yang lebih baik atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baru dengan data lama yang
dimiliki.
Berdasarkan sintesis tersebut ditarik
sebuah kesimpulan mengenai topik yang diteliti. Penelitian ini menggunakan
hasil-hasil penelitian yang sejenis sebagai data dasar dalam melakukan kajian
dan kesimpulan. Effect size, yakni perbedaan kejadian efek antara kelompok
eksperimental dan kelompok kontrol dalam meta-analisis merupakan gabungan
effect size masing-masing studi yang dilakukan dengan teknik statistika
tertentu. Karena pada umumnya pembuat meta-analisis tidak memiliki data dasar penelitian,
maka praktis dimensi effect size yang digabungkan dalam meta-analisis sama
dengan yang dilaporkan dalam artikel yang digabungkan.
Meta analisis pada hakekatnya
merupakan sintesis sebuah topik yang diambil dari beberapa laporan penelitian.
Berdasarkan sintesis tersebut ditarik sebuah kesimpulan mengenai topik yang
diteliti. Penelitian ini menggunakan hasil-hasil penelitian yang sejenis
sebagai data dasar dalam melakukan kajian dan kesimpulan. Dalam dunia
pendidikan, meta analisis biasanya digunakan untuk melihat signifikansi suatu
treatment/intervensi terhadap subjek pembelajaran, yaitu siswa. Misalnya saja,
pengaruh metode pembelajaran, motivasi siswa, sumber belajar terhadap hasil
belajar
b. Tujuan Penelitian Meta Analisis
Menurut Sack dkk, ada empat tujuan
utama dari percobaan meta analisis, yaitu:
- Untuk meningkatkan
daya pada titik akhir primer dan pada sub kelompok yang mana ukuran sampel
yang asli terlalu kecil sehingga menunjukkan statistik secara signifikan.
- Untuk menyelesaikan
ketidakpastian hasil laporan.
- Untuk meningkatkan
perkiraan ukuran efek.
- Untuk menjawab
pertanyaan yang tidak diajukan sebelumnya.
Sedangkan dalam penelitian klinis, meta
analisis memiliki tujuan diantaranya :
- Untuk memperoleh
estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun besarnya perbedaan
antar-variabel
- Melakukan inferensi
dari data dalam sampel ke populasi, baik dengan uji hipotesis (nilai p)
maupun estimasi (interval kepercayaan)
- Melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounding) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.
c. Jenis-jenis Penelitian Meta Analisis
1. Penelitian
Eksperimental Penelitian eksperimental adalah metode ilmiah yang paling
meyakinkan. Karena peneliti sebenarnya memberikan perlakuan yang berbeda dan
kemudian studi efek mereka, hasil dari penelitian jenis ini cenderung mengarah
pada menerima atau menolak interpretasi secara jelas.
2. Penelitian
Korelasional Jenis penelitian ini dapat membantu kita membuat prediksi lebih
cerdas. Singkatnya, penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh
mana variabel yang satu atau lebih ada hubungan dari beberapa tipe. Pendekatan
ini memerlukan manipulasi tidak ada pada bagian peneliti selain melayani iklan-instrumen
(s) yang diperlukan untuk mengumpulkan data yang diinginkan.
3. Penelitian
Penyebab-Perbandingan Tipe lain dari penelitian ini dimaksudkan untuk
menentukan penyebab atau konsekuensi dari perbedaan antara kelompok-kelompok
orang, ini disebut kembali pencarian kausal-komparatif. Namun demikian,
meskipun masalah penafsiran, studi kausal-komparatif adalah nilai dalam
mengidentifikasi kemungkinan penyebab variasi yang diamati dalam pola perilaku
siswa. Dalam hal ini, mereka sangat mirip dengan studi korelasional.
4. Penelitian
Survei Tipe lain dari menentukan data penelitian untuk memperoleh karakteristik
yang spesifik sebuah kelompok. Ini disebut survei pencarian ulang. Ini macam
pertanyaan terbaik dapat dijawab melalui berbagai teknik survei yang mengukur
sikap berbagai faktor terhadap kebijakan pemerintahan. Sebuah survei deskriptif
melibatkan pasangan pertanyaan yang sama menanyakan (sering disiapkan dalam
bentuk pertanyaan tertulis kuesioner atau tes kemampuan) dari sejumlah besar
individu seluruh siswa melalui pos, melalui telepon, atau secara pribadi.
Ketika sebuah jawaban untuk satu set pertanyaan diminta secara pribadi,
penelitian ini disebut wawancara. Kemudian tanggapan dicatat dan dilaporkan,
biasanya dalam bentuk frekuensi atau persentase dari mereka yang menjawab
dengan cara tertentu untuk setiap pertanyaan.
5. Penelitian
Etnografi Penekanan dalam jenis penelitian adalah mendokumentasikan atau
menggambarkan pengalaman sehari-hari individu dengan mengamati dan wawancara
mereka dan orang lain yang relevan. Sebuah ruang kelas SD, misalnya, mungkin
dapat diamati pada kebiasan sebagai dasar, para siswa dan guru dilibatkan
mungkin diwawancarai dalam upaya untuk menjelaskan, sepenuhnya dan sebanyak
mungkin, apa yang terjadi di kelas.
6. Penelitian
Sejarah Anda mungkin sudah akrab dengan sejarah-pencarian kembali. Dalam hal
ini jenis penelitian, beberapa aspek masa lalu dipelajari, baik oleh meneliti
dokumen periode atau oleh individu wawancara yang hidup selama ini. Peneliti
kemudian mencoba untuk merekonstruksi sebagai ketepatan mungkin apa yang selama
waktu itu dan untuk menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Masalah utama dalam
penelitian sejarah adalah memastikan bahwa dokumen atau individu benar-benar
datang dari (atau hidup selama) periode yang diteliti, dan sekali ini tidak
dapat dipungkiri, bahwa memastikan apakah dokumen atau perkataan individu itu
benar.
7. Penelitian
Tindakan Penelitian Tindakan berbeda dari semua metodologi sebelumnya dengan
dua cara mendasar. Yang pertama adalah bahwa generalisasi untuk orang lain,
pengaturan, atau situasi adalah minimal penting. Mencari generalisasi yang
kuat, penelitian tindakan (sering guru atau profesional pendidikan lainnya,
lebih baik daripada peneliti profesional) fokus pada mendapatkan informasi yang
akan mampu untuk merubah kondisi mereka dalam situasi tertentu yang mereka
secara pribadi terlibat.
d. Metodologi Penelitian Meta Analisis
Penelitian meta analisis ini merupakan penelitian yang
menggunakan data sekunder berupa data-data dari hasil penelitian
sebelumnya Dengan demikian penelitian
ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk
survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah
dilakukan. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:
1. Glass (1981) =
fokus pada deteksi dari moderator variabel.
2. Hedges dan
Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares
3. Rosenthal dan
Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test signifikansi
untuk mengkombinasikan effect size
4. Hunter dan
Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini berusaha
mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study
antar studi.
Teknik
Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik ini dianggap oleh para
peneliti sebagai teknik yang paling
lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji effect size, teknik
Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan sebagai
akibat error of measurement, maupun man made error (artifact) yang lain. Dalam
upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih dahulu dilakukan
koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian (Sugiyanto,2004).
Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:
1. Kesalahan
pengambilan sampel
2. Kesalahan
pengukuran pada variabel dependen
3. Kesalahan
pengukuran pada variabel independent
4. Dikotomi
variabel dependen
5. Dikotomi
variabel independent
6. Variasi
rentangan dalam variabel independent
7. Artefak atrisi
8.
Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel dependen
9.
Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel independen
10. Kesalahan
pelaporan atau transkripsi
11. Varians yang
disebabkan oleh faktor luar.
Hunter,
J.E., & Schmidt, F.L.(1990 )mengemukakan langkah-langkah/metode analisis
korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Transformasi harga F
ke dalam t, d, dan r
Bare Bone Meta
Analysis: Koreksi Kesalahan sampel
a. Menghitung mean
korelasi populasi
b. Menghitung
varians rxy
c. Menghitung
varians kesalahan pengambilan sampel
d. Dampak
pengambilan sampel
Artefak yang lain:
Koreksi Kesalahan Pengukuran
a. Menghitung mean
gabungan
b. Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi
oleh kesalahan pengukuran
c. Interval
kepercayaan
d. Dampak variasi
reliabilitas
Sumber:
http://kakavq.blogspot.com/2013/04/pengertian-meta-analisis.html
http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/15/konsep-meta-analysis/